Teknik-teknik pengelasanyang sering digunakan saat ini ada
bermacam-macam. Diantaranya adalah Las Oksi-Asetilin atau dalam bahasa
bengkelnya disebut dengan las karbit. Pada kesempatan kali ini mari kita
sama-sama belajar mengenai teknik las ini. Berikut ini akan saya berikan
Pengetahuan Umum tentang Las asetilin atau las karbit.
Las Oxy-Acetylene
(las asetilin) adalah
proses pengelasan secara
manual, dimana permukaan yang
akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair oleh nyala gas asetilin yang
dihasilkan dari pembakaran C2H2 dengan O2 baik dengan atau tanpa logam pengisi
dimana proses penyambungan tanpa penekanan.
Disamping untuk keperluan
pengelasan, las gas
dapat juga dipergunakan sebagai : preheating, brazing, cutting dan hard facing. Penggunaan
untuk produksi (production
welding), pekerjaan lapangan
(field work), dan
reparasi (repair & maintenance).
Dalam aplikasi hasilnya
sangat memuaskan untuk
pengelasan baja karbon,
terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis.
Meskipun demikian hampir semua
jenis logam ferrous
dan non ferrous
dapat dilas dengan
las gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal). Disamping gas
acetylene dipakai juga
gas-gas hydrogen, gas
alam, propane, untuk
logam–logam dengan titik
cair rendah. Pada
proses pembakaran gas-gas
tersebut diperlukan adanya
oxygen. Oxygen ini
didapatkan dari udara
dimana udara sendiri
mengandung oxygen (21%),
juga mengandung nitrogen
(78%), argon (0,9 %), neon, hydrogen, carbon dioksida, dan unsur lain yang membentuk gas.
Secara teknis, oksigen
di dapat dari
udara yang dicairkan.
Kemudian dengan cara
elektrolisa, campuran udara
cair dan air
dipisahkan oleh oksigen.
Masalah yang sulit
adalah antara Nitrogen
dan Oksigen. Nitrogen titik
didihnya lebih besar,
dan titik didih
kedua gas tersebut
hanya berbeda 13 derajat Celcius saja. sehingga perlu pemurnian oksigen dilaksanakan secara berulang-ulang. Kemurnian
yang dapat dicapai
sampai 99,5 % dan kemudian dimanfaatkan
dalam tangki-tangki baja
dengan tekanan kerja
antara 15-30 atm.
Keuntungan pemakaian oksigen adalah
keadaan oksigen yang cukup cair tersebut, dapat dipertahankan pada tangki penyimpan dan mudah pada saat pengangkutan. Pada saat
dibutuhkan dengan menggunakan
alat (Gasificator) ,
oksigen cair dijadikan oksigen gas, dengan tekanan yang besar kemudian oksigen gas tersebut disimpan pada
botol-botol baja.
Tekanan pada botol baja yang digunakan untuk wadah gas
memiliki kelas medium yang mampu menampung tekanan hingga 15 atm, sedangkan
untuk botol baja kelas tekanan tinggi mencapai 165 atm. Untuk mengetahui
kemurnian oksigen kita bisa menggunakan alat yang bernama Oxygen Purity
Test Aparatus yang pada prinsipnya
mereaksikan oksigen dengan larutan ammonia.
Pada proses pembuatan gas asetilin menggunakan cara kimia
yaitu dengan mereaksikan kalsium karbid dengan air. Karena sesuai nama
bengkelnya las asetilin atau las karbit jadi, proses pembuatan gas asetilinnya
menggunakan uap karbit yang mengandung gas asetilin dengan cara menyiram atau
memberikan air pada karbit.
Biasanya bengkel-bengkel las karbit ini menggunakan wadah
berupa silinder besi yang ditutup rapat agar gas hasil reaksi kimia antara
karbit dan air bisa ditampung dan tidak bocor. Jika terjadi kebocoran maka akan
sangat berbahaya karena bisa meledak dan menyebabkan kebakaran.
Cara pembuatan gas asetilin dibengkel las karbit adalah
dengan memasukkan karbit kedalam tabung kemudian disiram air lalu menutup
tabung sampai benar-benar rapat kemudian ditunggu beberapa saat sampai gas
terkumpul dan cukup untuk digunakan. Pada tabung tersebut biasanya langsung
dipasang selang sebagai jalur keluarnya gas untuk melakukan pengelasan.
Gas asetilin memiliki sifat yang mudah meledak karena factor
tekanan dan juga temperature. Asetilin tidak berwarna dan berbau, namun
terkadang ada bau khusus yang dikarenakan adanya kotoran belerang dan phosphor.
Penyimpanan gas asetilin harus memperhatikan tekanannya. Jika tekanan lebih
besar dari 2 atm maka tempat penyimpanannya harus dilapisi dengan asbes ferrous
dan dicelupkan pada aceton cair.
Nyala api pada las oksi asetilin ada tiga macam, yaitu :
Nyala asetilin atau karburasi : pada nyala ini kandungan gas yang keluar pada pembakaran lebih banyak menggunakan gas asetilin daripada oksigen sehingga sangat cocok digunakan untuk memanaskan logam dan untuk mengelas permukaan yang keras dan juga logam putih.
Nyala netral : pada nyala api netral, komposisi pembakaran gas adalah sama besar yaitu sekitar 50% asetilin dan 50% oksigen. Nyala api netral ini digunakan untuk proses engelasan biasa dan juga bisa digunakan untuk mengelas baja atau besi tuang.
Nyala api oksigen atau oksidasi : pada nyala api
oksidasi lebih banyak menggunakan gas oksigen pada saat pembakarannya dan
sangat baik digunakan untuk brazing.
CARA MENYALAKAN API LAS OKSI ASETILIN
Untuk menyalakan api pad alas oksi asetilin yang pertama dilakukan
adalah dengan cara membuka katup botol oksigen dan asetilin. Kemudian mengatur
tekanan yang diinginkan sesuai dengan nosel yang dipakai. Buka sedikit katup
oksigen pada brander setelah itu buka sedikit katup asetilin pada brander,
kemudian percikkan api menggunakan korek api pada ujung brander. Setelah
menyala, atur katup oksigen dan asetilin sesuai nyala api yang diinginkan. Pada
saat menyalakan api usahakan jangan terlalu banyak mengeluarkan gas, cukup
sedikit saja yang penting ada gas yang keluar. Hal ini diperlukan karena alas
an keamanan apalagi bagi para pemula yang baru belajar las oksi asetilin.
CARA MEMATIKAN API LAS OKSI ASETILIN
Pada saat mematikan api, yang pertama dilakukan adalah
menutup katup oksigen pada brander, kemudian baru tutup katup asetilin pada
brander. Tutup katup pada tabung oksigen dan asetilin. Setelah katup pada
tabung tertutup semua, maka buka katup oksigen dan asetilin pada brander untuk
membuang sisa gas yang masih terdapat pada selang dan saluran pembuangan. Dan
terakhir tutup semua katup.