Dapatkan informasi menarik seputar hobi, bisnis, tutorial, tips dan trik, serta edukasi dengan cara murah meriah

Sabtu, 28 November 2020

Jenis-jenis Suspensi Pada Sepeda Gunung

 Seiring perkembangannya, teknologi sepeda saat ini juga mulai mengadaptasi teknilogi yang ada pada sepedamotor. Diantaranya adalah penggunaan suspensi pada sepeda.

Ada beragam jenis sepeda gunung yang bisa ditemukan. Setiap jenisnya bisa memiliki komponen berbeda sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu komponen yang biasanya ada pada sepeda gunung adalah suspensi atau shockbreaker.

Jenis suspensi pada sepeda gunung bisa menentukan jenis medan seperti apa yang mampu dihadapi sepeda. Tak hanya itu, suspensi juga berpengaruh pada kontrol dan kenyamanan saat bersepeda. Berikut ini adalah jenis-jenis suspensi sepeda yang banyak kita jumpai.

1. Tipe Full Suspension

Sesuai namanya, tipe Full Suspension adalah sepeda dengan suspensi penuh memiliki fork depan dengan tabung suspensi yang didalamnya terdapat sebuah pegas atau menggunakan hidrolik. Dan shock belakang menggunakan pegas atau per untuk meredam guncangan. Sepeda dengan jenis full suspensi, biasanya digunakan untuk bersepeda di medan kasar dan alam terbuka seperti pegunungan atau lainnya.

Buat yang hobi menjelajah alam pegunungan dengan sepeda tentu sudah tak asing lagi. Karena sepeda ini juga digunakan oleh para atlet downhill untuk melintasi medan-medan terjal dan berbatu.

Suspensi depan dan belakangnya mampu membuat pesepeda menjaga kecepatan dan stabilitas ketika melintas di jalur yang sulit dan tidak rata. Kelengkapan suspensi ini juga bisa meningkatkan traksi, serta membuat perjalanan lebih nyaman dan menyenangkan.

Namun, keunggulannya dalam menempuh medan teknikal juga membuat sepeda dengan suspensi penuh biasanya dibanderol lebih mahal dibandingkan dengan jenis sepeda pada umumnya. Karena memang desainnya ditujukan untuk digunakan di alam bebas yang tidak rata. 

2. Tipe Hardtail

Sepeda gunung dengan suspensi hardtail berarti hanya dibekali dengan fork di depan untuk mengurangi guncangan. Dan tidak memiliki suspensi belakang seperti pada tipe full suspension. Sepeda hardtail bisa menjadi pilihan bagi pesepeda cross country.

Dengan komponen bergerak lebih sedikit, sepeda gunung dengan suspensi hardtail biasanya lebih sederhana, dan perawatannya cenderung lebih mudah dibanding sepeda full suspension.

Rancangan sederhana sepeda hardtail juga membuatnya berbobot relatif ringan. Bobotnya yang ringan bisa menguntungkan apabila banyak menemui tanjakan atau menempuh jarak jauh.

3. Tipe Rigid

Sepeda gunung rigid merujuk pada sepeda yang tak dilengkapi dengan suspensi. Bagian fork dan rear triangle dari sepeda gunung rigid ini solid, dan tidak memiliki kemampuan meredam guncangan. Rangka sepedanya biasanya terbuat dari bahan steel atau aluminium.

Sedangkan untuk sedikit meredam getaran pada jalur yang tidak rata, umumnya sepeda ini menggunakan ukuran ban yang lebih besar atau ban gemuk untuk meredam getaran. Sehingga membuat pesepeda akan merasa nyaman ketika memakainya.

Harga sepeda rigid biasanya tidak terlalu mahal dan perawatannya lebih mudah. Rancangannya yang sederhana dan tidak menggunakan komponen-komponen rumit, membuat sepeda gunung dengan suspensi rigid lebih efisien dan awet.

Sepeda tanpa suspensi ini bisa jadi pilihan baik ketika melintas di jalan tanah, jalur landai, aspal, atau kerikil. Biasanya model rigid ditemukan pada sepeda dengan ban gemuk. Pesepeda lebih mengandalkan ban untuk menyerap guncangan.

Itulah jenis-jenis suspensi yang digunakan pada sepeda yang banyak kita jumpai. Sebaiknya sebelum membeli sepeda kita harus menentukan fungsi dan medan yang akan kita lalui agar tidak salah dalam membeli. Serta menyesuaikan dengan budget yang kita miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar