Ada banyak sekali berdiri pabrik-pabrik tekstile di berbagai daerah di Indonesia. Baik yang memiliki skala home industri maupun yang termasuk industri besar. Dengan banyaknya pabrik tekstil tentu akan memerlukan tenaga kerja yang banyak juga. Sehingga mampu menyerap tenaga kerja lokal untuk mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan perekonomian daerah.
Namun disamping itu juga harus ada sumberdaya alam yang mendukung serta sumberdaya manusia yang kompeten. Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan sedikit gambaran tentang seperti apa proses-proses kerja di pabrik industri tekstil.
Diharapkan setelah membaca artikel ini maka kita sebagai calon pekerja bisa memiliki wawasan dan pengetahuan dasar tentang industri tekstil.
Dalam industri tekstil sendiri terdapat beberapa bagian kerja yang saling berkaitan dan terhubung satu sama lain. Berikut ini adalah urutan alur produksinya.
SPINNING
Diawali dengan bagian spinning yang bertugas melakukan pengolahan dan produksi benang. Bahan baku benang berupa kapas berkualitas dengan jenis tertentu menyesuaikan jenis benang apa saja yang akan dibuat.
Misalnya saja benang Katun (Cotton/CD), Rayon, STR, Ratir, PE dan masih banyak lainnya. Masing-masing jenis benang tersebut juga memiliki ukuran yang bermacam-macam, misalnya 30 sTR, 30/2 TR, 40 sTR, 30 CD, 40 CD, 30 Ratir dan semacamnya.
Benang-benang itu sendiri jika dibuat kain maka akan menghasilkan jenis kain sesuai dengan jenis benang yang dipakai. Misalnya kain berjenis Rayon, Cotton, STR dan lainnya.
Jadi, seluruh proses pembuatan benang pada industri tekstil sepenuhnya dilakukan pada bagian Spinning ini. Pada beberapa pabrik ada juga yang memiliki bagian ini dan ada juga yang tidak.
Artinya jika tidak memiliki bagian Spinning sendiri maka pabrik tersebut akan membeli benang dari pabrik spinning lain atau biasanya didirikan secara terpisah tetapi masih dalam satu management.
GUDANG
Setiap pabrik pasti memiliki gudang untuk penyimpanan maupun aktifitas bongkar muat barang. Dalam departemen gudang sendiri terdapat beberapa bagian diantaranya :
1.Gudang Induk
Yaitu gudang utama untuk penyimpanan bahan baku produksi seperti benang, obat kimia dan sebagainya. Selain itu juga berfungsi sebagai tempat bongkar muat bahan-bahan produksi.
2. Gudang Benang
Yaitu tempat menyimpan stok benang warna dalam berbagai jenis seperti benang STR, Cotton, MT, Rayon, Ratir dan lainnya. Dimana nantinya jika ada kebutuhan benang warna maka akan diambilkan dari gudang ini.
3. Gudang Sparepart
Yaitu tempat menyimpan keperluan suku cadang mesin-mesin yang ada didalam pabrik. Sehingga jika ada kerusakan atau penggantian part bisa segera diganti.
4. Gudang Barang Jadi
Yaitu tempat menyimpan hasil produksi dalam bentuk barang jadi yang sudah siap dipasarkan. Selain itu juga sebagai tempat menyimpan barang aksesoris seperti kardus atau plastik packing, label dan lainnya.
PERSIAPAN
Bagian ini adalah bagian pengolahan benang untuk beberapa proses produksi sebelum diteruskan ke bagian lain. Diantaranya yaitu :
1. Softcones
Yaitu bagian untuk memindahkan benang dari cones kertas ke cones stainless yang nantinya akan diproses ke bagian celup atau pewarnaan dan juga oven untuk proses pengeringan setelah benang diwarnai. Jadi dalam proses celup dan oven cones yang digunakan adalah cones stainless agar tidak mudah rusak dan terbakar.
2. Pewarnaan / Celup
Adalah bagian yang bertugas untuk mewarnai benang/kain menggunakan bahan pewarna tekstil. Proses pewarnaannya menggunakan drum besar kemudian diisi air dan dipanaskan hingga mencapai suhu yang sesuai. Selanjutnya diberi bahan pewarna kemudian benang/kain dimasukkan. Lamanya proses pewarnaan ini bervariasi, terkadan bisa memakan waktu berjam-jam.
3. Kelos
Yaitu bagian untuk memindahkan benang dari cones stainless sesudah pewarnaan ke cones plastik atau cones kertas. Sehingga cones stainless bisa digunakan kembali untuk proses di softcone dan celup.
4. Warping
Yaitu bagian untuk membuat lusi dasar agar bisa diteruskan ke proses weaving atau tenun. Pada bagian ini juga merupakan tahap awal membuat motif warna khususnya untuk produksi sarung dan seprei. Sedangkan untuk produksi kain polos biasanya tidak memerlukan setting penataan benang-benang warna yang terlalu rumit.
Pertama-tama dilakukan planning produksi, setelah itu menyiapkan benang yang diperlukan kemudian benang tersebut ditata pada rak mesin warping sesuai motif yang ditentukan.
Kemudian operator warping akan menggulung kumpulan benang-benang tersebut pada Drum warping sesuai corak yang ditentukan. Setelah selesai maka dilakukan proses pemindahan dari drum warping ke beam untuk diteruskan ke proses kimia kanji.
5. Kanji
Yaitu proses pemberian obat kimia kanji agar benang tidak mudah putus ketika ditenun pada mesin weaving.
WEAVING
Yaitu proses pembuatan kain dengan cara ditenun menggunakan mesin tenun otomatis agar menjadi kain.
FINISHING
Yaitu proses akhir pada pembuatan kain di pabrik tekstil. Pada bagian ini dilakukan proses menghilangkan obat kimia kanji yang menempel pada kain setelah selesai melalui proses tenun. Kemudian dilakukan proses penyetrikaan menggunakan mesin agar kain tidak kusut.
Itulah beberapa proses kerja di pabrik tekstil yang mudah-mudahan bisa memberikan sedikit pengetahuan bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar